Tokyo Skytree, kini layak disebut sebagai menara tertinggi
di dunia. Menara setinggi 634 meter dan dibangun sejak Juli 2008 ini menandingi
ketinggian Cina Canton Tower (600 meter). Walaupun masih kalah tinggi jika
dibanding gedung Dubai Burj Khalifa di Dubai (830 meter), menara yang didirikan
di Tokyo itu tetap dianggap tertinggi untuk ukuran menara, bukan gedung.
Walaupun
fungsi utama dari menara ini adalah menyiarkan sinyal televisi dan radio,
Menara Skytree merupakan salah satu objek wisata paling banyak dikunjungi di
Tokyo.
Menara ini
memang relatif sangat baru. Selesai dibangun pada bulan Februari 2012, Tokyo
Skytree berhasil melampaui menara tertinggi di dunia sebelumnya, yaitu Canton
Tower (tinggi 600 meter). Menara yang baru dibuka untuk umum pada bulan Mei
2012 ini kabarnya dikunjungi 1,6 juta orang pada minggu pertama setelah
pembukaannya.
Peresmian
menara ini sempat ditunda akibat gempa bumi yang melanda Tokyo dan pesisir
timur Jepang, pada 2011 lalu. Namun penanggungjawab konstruksi meyakinkan
publik bahwa menara ini relatif stabil dari guncangan gempa. Disebutkan menara
ini mampu menahan gempa dengan kekuatan 8,0 skala Richter. Disain menara banyak
diwarnai unsur tradisional Jepang, dengan pijakan dasar berbentuk segitiga,
meskipun terlihat pula ada sentuhan modern.
Selama
pembangunan menara, menurut pengelolanya, tidak pernah terjadi kecelakaan yang
merenggut nyawa pekerjanya. Situs resmi pengelola menara ini menyatakan, menara
ini diharapkan dapat berfungsi sebagai fasilitas 'pencegahan bencana'. Dengan
rancangan menara yang tingginya melebihi gedung-gedung lain di Tokyo, maka
dapat dihindari persoalan bentrokan sinyal akibat kehadiran gedung-gedung
pencakar langit di kota itu.
Saat
situasi darurat, menara ini juga dapat dijadikan pemancar jaringan informasi
untuk radio dan televisi. Keterangan resmi pengelola Tokyo Skytree menyebutkan,
pembangunan menara ini menelan biaya sekitar US $ 806 juta. Selain dapat
digunakan untuk layanan transmisi digital radio dan TV, menara ini dilengkapi
akuarium, serta teater. Masyarakat juga dapat memanfaatkan ketinggian menara
ini untuk menikmati pemandangan kota Tokyo dari atas menara
 |
Proses Pembangunan Tokyo Skytre |
Tokyo
Skytree memiliki bentuk seperti tripod pada bagian bawah, sementara setelah
ketinggian 350 meter bentuknya menjadi silinder. Dek observasi ada dua. Yang
pertama, berada pada ketinggian 350 meter dengan kapasitas 2000 orang.
Sementara yang kedua berada di 450 meter dan dapat menampung 900 orang.
 |
Bagian-Bagian Menara |
Untuk
mencapai dek observasi Tembo di ketinggian 350 meter, pengunjung harus naik
lift supercepat. Satu lift dapat mengangkut 40 orang sekaligus dan dapat melaju
600 meter per menit. Untuk mencapai ketinggian 350 meter hanya dibutuhkan waktu
50 detik.
 |
Tokyo Skytree |
Dari dek
observasi, pengunjung dapat melihat pemandangan kota Tokyo yang padat. Banyak
gedung pencakar langit tampak pendek karena posisi menara yang lebih tinggi.
Deretan gedung perkantoran, apartemen untuk tempat hunian, dan sungai-sungai
bersih yang membelah kota megapolitan Tokyo.
Dari dek
observasi, pengunjung dapat melihat pemandangan kota Tokyo yang padat. Banyak
gedung pencakar langit tampak pendek karena posisi menara yang lebih tinggi.
Deretan gedung perkantoran, apartemen untuk tempat hunian, dan sungai-sungai
bersih yang membelah kota megapolitan Tokyo.
 |
Desain
Pencahayaan Tokyo Skytree
|
 |
Desain
Pencahayaan Tokyo Skytree
|